SILSILAH JELAS RADEN RANGGAS WADI

sejarah Pangeran Samudro yang berkembang di kawasan Gunung Kemukus Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memiliki beberapa versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat. Seperti halya kisah cerita ini saya dapatkan di lokasi dengan berbagai sumber literatur catatan sejarah tentang cerita tokoh yang satu ini.

Dari beberapa sumber cerita yang saya dapatkan di lokasi dan saya lengkapi dengan beberapa catatan literatur sejarah, Pangeran Samudro yang merupakan putra dari seorang Raja Majapahit terakhir dan lahir dari ibu selir yang bernama R. Ay. Ontrowulan.

Ketika Kerajaan Majapahit runtuh. Pangeran Samudro yang telah berusia 18 tahun tidak ikut melarikan diri seperti saudara-saudaranya yang lain. Bahkan beliau bersma ibunya ikut diboyong ke daerah Demak Bintoro oleh Sultan Demak.

Selama berada di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama dari Kanjeng Sunan Kalijaga. Ketika dirasa cukup dan usianya beranjak dewasa, maka atas petunjuk perintah dari Sultan Demak melalui kanjeng Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama Islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur, yang letaknya di daerah lereng Gunung Lawu. Perintah yang di tugaskan kepada Pangeran Samudro ini sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah terpisah lama.

Setelah mendapatkan petunjuk perintah dan nasehat dari Sultan Demak, maka pangeran Samudro pun mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru kepada Kyai Ageng Gugur dengan didampingi dua orang abdinya yang setia.

Hari demi hari Pangeran Samudro melalui proses belajar dengan gurunya yang bernama Kyai Ageng Gugur, dan Sang Pengeran pun diberi ilmu tentang intisari ajaran Islam secara mendalam. Selama itulah Pangeran tidak mengetahui bahwa yang Kyai Ageng Gugur sebenarnya adalah kakak kandungnya sendiri. Setelah Pangeran Samudro mengusai ilmu yang dijarkan oleh Kyai Ageng Gugur, barulah sang guru menceritakan siapa sebenarnya dirinya.

Mendengar keterangan dari gurunya Sang Pangeran terlihat terkujut dan bahagia. Beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudaranya. Dan pada akhirnya setelah amanat dari Sultan di bicarakan kepada kakanya, maka Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun bersama Kerajaan Demak.

Setelah selesai berguru dan tercapai maksud tujuannya, pangeran Samudro bersama abdinya kembali ke Demak. Mereka berjalan ke arah barat dan sampailah di Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong), kemudian mereka beristirahat untuk melepaskan lelah.

Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak (Wulucumbu Demak) yang bernama Kyai Kmaliman. Di dukuh ini Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam.

Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan sampai di suatu tempat di padang "oro-oro" Kabar. Sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame (Gemolong). Di tempat inilah pangeran Samudro terserang penyakit panas. Walaupun demikian, perjalanan tetap dilanjtkan sampai ke Dukuh Doyong (wilayah Kecamatan Miri). karena sakit yang diderita semakin parah, Pangeran memutuskan untuk beristirahat di dukuh tersebut.

Ketika sakitnya semakin parah dan dirasa tidak sanggup melanjutkan perjalanannya. pangeran Samudro memerintahkan salah seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada Sultan di Demak. Singkat cerita pada saat abdi Pangeran Samudro menghadap Sultan Demak, maka Sultan pun mangataka, "Menurut hematku bahwa skitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa diharapkan untuk membaik dan jauh dari kemungkinan untuk sampai ke Demak. Jika memang sudah menjadi surata Yang Maha Kuasa bahwasanya sampai di situ saja riwayatnya atau menemui ajalnya, maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Boleh jadi kelak di ekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan.
Kemudian Nyai Ontruwulan punya putra dari Suami yang sahnya yaitu Penguasa Demak.dalam keadaan hamil menyusul Raden Samudro di Sragen.kemudian lahirlah Raden Ranggas wadi,karena dianggap pembawa sial akhirnya berhijrah ke Gunung andong dan bertemu seorang Ahli Agama yaitu Raden Faqih(Joko pekik).Makamnya masih ada sampai sekarang.Inilah Silsilahnya yang jelas Raden Ranggas wadi.
RADEN RANGGAS WADI BIN
NYAI ONTRO WULAN BIN
RADEN FATAH(DEMAK) asal usul beliau dari palembang..dan keturunan Brawijaya V.kemudian Raden Ranggas Wadi di Dusun Dempel Silsilahnya adalah.
Raden Ranggas Wadi
Kyai Ratam Sari-Nyai Ratam sari
Kyai Nilam sari-Nyai Nilam sari
Kyai Abdurrrahman-Nyai Partinah
Dari Raden Ranggas Wadi tersebut Tersebar Islam di Daerah tersebut.

Comments