Ratu Adil atau kemahdian atau messias ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, tapi merupakan Ideologie Universal Dalam Kehidupan Manusia dalam berbagai budaya dan institusi sosial, pemahaman semacam ini banyak ditemukan, baik dalam kerangka agama maupun dalam kerangka budaya tertentu. Kepercayaan akan datangnya seorang Ratu Adil biasanya merupakan satu bentuk penentangan yang muncul secara alami saat sekelompok orang mengalami diskriminasi, penindasan maupun keterhimpitan sosial-budaya maupun politik yang luar biasa. Konsep Messianistik ini biasanya berupa ramalan-ramalan akan datangnya seorang Juru Selamat. Tulisan berikut berusaha melacak sosok Juru Selamat yang diramalkan akan datang oleh seorang raja dari kediri yang cukup terkenal dan bahka dia sendiri juga dianggap Ratu Adil, yaitu Prabu Jayabaya.
Sebuah fenomena sejarah yang tidak dapat diabaikan dalam penulisan sejarah mengenai gerakan-gerakan millerianisme dalam perjalanan kehidupan manusia. Ideologi Ratu Adil atau juru selamat dalam sejarah umat manusia tidak luput dari perhatian, meskipun studi mengenai Ratu Adil masih kabur dan belum dapat dibuktikan dalam sejarah. Akan tetapi fenomena Ratu Adil senantiasa muncul dan melekat dalam sejarah kehidupan manusia.Hal tersebut dapat terlihat pada kemunculan Bung Karno, Soeharto, Gus Dur ataupun Megawati, yang pada masa –masa mula menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia.Bahkan terutama bagi pendukungnya juga dianggap sebagai Ratu Adil.
Ratu Adil secara sederhana diartikan sebagai seorang “Ratu” atau “Raja”dan pemimpin yang menjadi pemegang kekuasaan serta melaksanakan kekuasaannya secara adil. Namun, dalam perkembangannya pemahaman arti Ratu Adil tidak sederhana dalam kenyataannya, berbagai tradisi manusia ternyata tidak cukup seseorang yang disebut Ratu Adil merupakan “Ratu” atau “Raja” , tetapi lebih dari itu sebutan Ratu Adil hendaknya memiliki kekuatan moral, spiritual, serta supranatural. Ratu Adil merupakan manusia terpilih yang memiliki hubungan khusus dengan Tuhan, sehingga sosok Ratu Adil sering dibayangkan sebagai sosok yang taat ibadah memiliki sifat bijaksana, cakap, sabar dan ikhlas tidak mempunyai orientasi kepentingan keduniawian dan mampu membawa rakyat keluar dari malapetaka yang melanda negerinya[1].
Adanya berbagai ciri mengenai Ratu Adil tidak mudah menunjuk sebuah sosok manusia untuk dijadikan dan dianggap sebagai Ratu Adil, sehingga muncul dugaan serta anggapan terhadap berbagai macam sosok manusia yang diklaim sebagai Ratu Adil oleh golongan tertentu, apabila yang bersangkutan merupakan sosok yang memiliki kharisma tinggi. Gerakan Ratu Adil yang muncul dalam sejarah diterangkan Sartono Kartodirdjo sebagai gerakan keagamaan dengan menunjukkan beberapa istilah mengenai gerakan Ratu Adil, antara lain : Juru Selamat (mesianisme), Ratu Adil (millenarianisme), Pribumi (nativisme), Kenabian (Prophetisme), penghidupan kembali (revitalisme) atau menghidupkan kembali (revivalisme), istilah yang digunakan tidak selalu sama, dengan adanya sudut pandang yang berbeda pada gerakan sosial[2]
Dalam agama Islam dikenal Imam Mahdi sebagai Ratu Adil, dalam tradisi Islam munculnya Ratu Adil merupakan bagian penting terutama dalam golongan Syi’ah yang percaya akan bangkitnya Imam ke-12 sebagai Imam Mahdi. Ratu Adil dalam agama Islam sebagai kenabian (Prophetisme)[3] adalah Muhammad yang muncul sebagai seorang Rosul dan menyampaikan risalah agama pada Jaman Jahiliyah (kebodohan), dengan adanya perubahan kondisi masyarakat yang diciptakan nabi Muhammad SAW dari jaman Jahiliyah manjadi masyarakat Madaniyah yang digambarkan sebagai keadaan sejahtera, keadilan terjamin serta kebahagian menjadi tolak ukur kehidupan masyarakat, maka sosok Muhammad merupakan Ratu Adil.
Dalam tradisi Jawa keberadaan Ratu Adil selalu dikaitkan dengan ramalan Pujangga Jayabaya pada abad XI dan merupakan raja kediri. Dalam ramalan Jayabaya ini merupakan ramalan tertua mengenai Ratu Adil. Adapun ramalan yang lain diantaranya ramalan Sabdo Panon.
Comments
Post a Comment